Berikut adalah cerpen tentang sahabat
“ Sahabat Haruskah untuk selamanya “
Kata
orang syukuri apa yang ada dalam hidupmu , dan aku berpikir aku memang sudah
sepatutnya bersyukur memiliki sahabat yang sudah bersamaku lebih dari empat
tahun , mereka mungkin bukan sahabat terbaik sedunia , namun bagiku merekalah yang terbaik , mereka yang dapat
menerimaku apa adanya dan bisa membuatku menjadi siapa aku sebenarnya. Kami
berlima sudah bersama semenjak duduk di bangku SMP , yang pada awalnya hanya
berawal dari percakapan yang tak berarti namun seiring waktu membawa kami
menemukan persamaan diantara perbeedaan setiap kami masing masing
Ikatan
persahabatan kami sangat erat karena memang kami adalah teman sekelas selama 3
tahun , Banyak hal yang kulakukan bersama mereka setiap harinya kami selalu
berkumpul bersama , mengerjakan tugas bersama , melakukan kejahilan bersama
bahkan ketika sudah tidak satu kelas
lagi aku dan sahabatku selalu meluangkan waktu untuk berkumpul dan berbagi
cerita bersama . aku berpikir memang benar hadiah yang terbaik adalah memiliki
seorang sahabat seperti mereka.
“Bagaimana,
apa kalian lulus?” Ucapku penasaran , Mereka hanya tersenyum lebar sambil
mengangkat kedua ibu jari . perjuangan dan jerih payah selama tiga tahun di SMP
yang sudah kami lalui berbuah yang baik bagi kami , dan tiba saatnya untuk kami
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
“apakah
dengan berakhirnya alat pemersatu persahabatanku yaitu sekolahku sendiri akan
berakhir juga tali persahabatanku?” tanyaku dalam hati sembari berpikir apakah
aku sudah siap menerima kenyataan untuk kehilangan mereka? . Namun disinilah
kekompakan kami mulai terlihat , aku dan sahabatku sepakat untuk mendaftar di
SMA yang sama , dengan doa , usaha dan setiap dukungan satu sama lain akhirnya
setiap harapan untuk tetap berada di satu sekolah yang sama dapat terwujud
Aku
menikmati semua apa yang ada di sekolah baruku , meskipun aku tidak sekelas
dengan sahabatku layaknya masa SMP namun aku sangat senang dan bersyukur masih
tetap bisa bersama dengan orang yang aku kasihi
Hari
demi hari berlalu , ternyata semua harapanku sebelumnya tentang sahabatku tak
sebanding dengan apa yang terjadi , Kesibukan yang kami dapatkan membuat kami
jarang berkumpul seperti dahulu , ditambah lagi setiap tugas tugas yang
diterima membuat mereka lebih dekat dengan teman teman baru dikelas mereka
masing masing . Sedangkan aku , aku memang sulit untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru terlepas dari kondisi fisikku , aku selalu takut ketika
orang lain tidak bisa menerimaku seperti apa yang sahabatku perlakukan kepadaku
, dan sampai sekarang aku masih belum memiliki teman baru seperti sahabatku
yang lain , itulah yang membuatku rindu atas setiap hal yang sering kami
lakukan dahulu
Lepas
dari semua permasalahan sekolah yang memberi jarak persahabatan kami , aku
mencoba untuk mempersatukan mereka kembali dan mungkin cara yang terbaik adalah
dengan mengundang mereka untuk menginap bersama di rumahku hitung hitung
sekalian merayakan ulang tahunku yang ke 16tahun. hal seperti ini sering kami
lakukan dahulu, kami menginap dan terjaga semalaman hingga tidur pada pagi
harinya
Satu
jam berlalu dan tak seorangpun dari mereka kunjung datang , namun hal ini tidak
mematahkan semangatku untuk bertemu dengan mereka hingga beberapa menit
kemudian aku mendengar bunyi “PING” Di ponseku , seketika air mataku menetes
dengan sendirinya setelah membaca pesan di ponselku
“Eveline , Selamat ulang tahun ya …
Maaf gabisa dateng kerumah aku sibuk banyak PR
Dan besok aku harus kerja kelompok
Maaf banget ya “
“Eveline , Selamat ulang tahun ya …
Maaf gabisa dateng kerumah aku sibuk banyak PR
Dan besok aku harus kerja kelompok
Maaf banget ya “
Perasaanku campur aduk saat itu
mungkin sedih atau bisa juga kecewa mengingat segala persiapan yang sudah
kulakukan untuk menyambut mereka , bahkan Daging sapi lada hitam yang menjadi
makanan favorit mereka sudah kusiapkan
Aku tidak bisa melakukan banyak
hal , semenjak peristiwa itu aku selalu terdiam sembari merenungkan apa yang
sudah terjadi , “aku tidak boleh egois , hidup ini terus berjalan dan semuanya
pasti mengalami perubahan , aku harus menerima kalau memang mereka sudah
menemukan seseorang yang dapat menempati posisiku” ucapku sesekali mengusapkan
tisu ke mataku.
Esok paginya di sekolah aku masih
tetap terdiam di depan kelas dengan pandangan kosong teringat kejadian kemarin
lusa tentang sahabatku dan ulang tahunku . “Va mau ikut ke kantin enggak?”
Suara melengking tersebut menyadarkan lamunanku , aku hanya memandangnya
sembari berpikir , Sahabat memang untuk selamanya , hanya saja orangnya yang
belum tentu sama. “Ya aku ikut” Jawabku sambil berdiri dan mengikuti teman
teman kelasku pergi ke katin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar